Sebuah Catatan dan Pelajaran hidup Teknisi Elektronik

Sebuah Catatan dan Pelajaran hidup Teknisi Elektronik

SOLDIRADEM BLOG
- Teknisi juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Sebagai penjual jasa perbaikan elektronik, seorang teknisi memiliki daya berfikir secara sistem dan logika. Sistem dan logika tersebut terbentuk dari pengalaman-pengalaman yang telah ditemui.

Seorang teknisi gagal dalam memperbaiki itu merupakan hal lumrah. Karena tidak selamanya juga ilmu dan pengalamannya sempurna. Daya pikir juga terbatas, karena setiap hari seorang teknisi dihadapkan pada penyelesaian masalah dan mencari masalah yang terkadang juga tidak ketemu.

Seorang teknisi juga berfikir bagaimana memperbaiki pelayanan yang ditawarkan. kemudian harus meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan pelayanan. Tanpa berfikir seperti ini seorang teknisi akan mandek di tengah jalan pada akhirnya dia akan menyerah.

Selain itu, seorang teknisi memikirkan manejemen materi dan waktu. Di saat memikirkan berbagai macam kerusakan dan permasalahan dia juga harus berfikir menghitung berbagai hal dalam usahanya. Memang begitulah faktanya. Belum lagi dia memikirkan masalah internal. Belum lagi mengatur jam kerjanya. Karena terkadang job naik turun .

Jika ada seorang yang komplain mengenai harga terkadang malah membuat pikiran semakin semrawut. Terutama pada masalah penggantian spare part dan harga jasa.

Terkadang cobaan silih berganti dari waktu ke waktu kesehatan semakin menurun. Ketika sakit maka seorang teknisi tidak memiliki sumber penghasilan lain. Seperti halnya seorang pekerja biasa. sehingga inilah tantangan sebagai teknisi di uji.

TAPI........DIBALIK KESUSAHAN ....ADA....kemudahan...

Nyatanya kita sebagai manusia biasa dapat menjalani semua itu. Meski berat meski tidak mudah Namun semua akan berlalu.

Kita harus percaya pada TUHAN. Bahwa setiap kesulitan di dunia ini, ada maksud dan tujuannya. Seperti halnya saat kita masih duduk di sekolah formal. Kita diberikan ujian setiap semester agar bisa naik kelas dan mengukur kemampuan kita sampai mana.

"KITA HADIR DITENGAH KEHANGATAN SETIAP KELUARGA, KETIKA MELIHAT MEREKA BISA TERSENYUM KEMBALI. ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP DARI APA YANG KITA TERIMA DARI ONGKOS! "

Saya sering terharu, ketika anak kecil menunggu tv nya yang sedang saya perbaiki, kemudian tv bisa kembali hidup normal. Seraya itu, mereka kegirangan ketika melihat tv bisa menyala. Terkadang hal seperti inilah yang membuat hati saya merasa bahagia! bahwa jasa kita sangat berguna dan sangat membantu meringankan beban orang lain.

Sebenarnya masih banyak kebahagiaan Yang bisa kita rasakan sebagai seorang teknisi elektronik. Misi membantu meringankan beban orang lain untuk memperoleh hiburan di sisi inilah kita bisa tanamkan kepada hati nurani kita. Meskipun terkadang ada saja orang yang tidak melihat niat baik ini. Tapi anggap saja itu wajar karena setiap manusia memiliki perbedaan sifat dan karakter masing-masing.

Ikhlas kunci pertama yang harus dipegang oleh seorang teknisi. dan memiliki visi kedepan agar lebih baik. dan tak lupa menjaga kesehatan,dan selalu mengurangi intensitas begadang.

Bekerja dengan penuh cinta dan kasih sesama


Sebuah Catatan dan Pelajaran hidup Teknisi Elektronik
gambar hanya ilustrasi

Pernah sekali mengalami kejadian yang sedikit memprihatinkan, ketika saya menemui sekian dari beberapa pengguna jasa saya.

Suatu hari datang seorang nenek memanggil saya untuk membetulkan tv. Katanya, tv tidak ada gambarnya Gelap Cu!!!.

Kemudian saya beranjak ke rumah nenek tersebut.

Setelah saya lihat keadaan rumahnya dari jauh, terlihat gubuk reot yang kemungkinan terbawa angin bisa ambruk. Namun terlihat mencolok parabola baru terpasang di tiang penyangga rumah yang sudah miring.

Setelah saya masuk kedalam rumah, melihat keadaan mereka. Terlihat seorang kakek sudah pikun sedang memencet remot untuk menunjukkan bahwa tv nya dalam keadaan rusak. Setelah saya sapa, ternyata pendengaran kakek telah menurun.

Saya bertanya pada nenek perihal kesehariannya, katanya setiap hari mereka hanya ke ladang untuk mencari makan. dan kadang nenek tersebut buruh pengangkut pupuk kandang. Mereka hidup hanya berdua. anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal jauh dari mereka.

Saya sulit membayangkan keduanya bekerja setiap hari untuk mencari makan dengan menjadi pengangkut pupuk kandang, jika melihat cara mereka berjalan saja saya tidak tega melihatnya. nenek tersebut fisiknya sudah membungkuk karena sering menggendong beban berat. kakek kakinya sudah sulit melangkah rasanya. Hari tua yang sebenarnya tinggal menikmati jeripayah dan di temani anak-anaknya, kini mereka masih berjuang dengan penuh sisa tenaga yang mereka punya tanpa belas kasihan orang lain.

Setelah sedikit berbincang saya langsung menuju ke tujuan awal yaitu memperbaiki tv. namun ternyata masalahnya hanya sepele. Bukan tv yang mengalami kerusakan namun ternyata parabola yang tidak ada sinyal. Saya menduga ini diakibatkan karena gubuk ini semakin miring sehingga posisi parabola sudah bergeser.

Apabila saya harus memanjat ,,,pasti ini akan menambah masalah. Kemudian saya mencari cara agar bisa mencapai dish tanpa memanjat atap. atau membuat macam sokongan untuk memperkuat posisi rumah.

Setelah bisa mencapai dish dan selesai sinyal sudah bagus, saya memperkuat sokongan tiang penyangga rumah yang sudah miring tersebut dengan beberapa bambu.

Sampai di penghujung saya pamit pulang, nenek tersebut mengucapkan terimakasih dan mengulurkan tangan yang berisi uang sebesar 50 ribu rupiah.

Saya ucapkan terima kasih kepada nenek tersebut, namun saya kembalikan uang 50 ribu tersebut dengan kata kata, ,

"Niki mbah damel numbaske bubur kakekne mawon!!! "
(ini nek, untuk membelikan bubur kakek saja!!)

"Terimakasih CU!!

Sebenarnya saya ingin membantu lebih daripada ini. Namun waktu itu memang saya sendiri pun dalam keadaan sulit sebenarnya.

Tapi setidaknya saya telah membantu mereka agar mereka bisa menikmati hiburan di usia senja mereka. yang notabene jauh dari anak-anak mereka, jauh dari canda cucu-cucu mereka. Dengan sebuah televisi 14 inch ini bisa mewarnai sunyi gelapnya malam.

Hal seperti ini pula yang membuat hati saya terpanggil untuk sedikit meringankan beban orang lain yang ingin memperoleh kebahagiaan atau sekedar memperoleh hiburan. 

so! dari sini kita dapat merasa lebih bersyukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan atas ilmu yang diberikan, bisa membantu orang yang membutuhkan.

Saya percaya Bahwa Rejeki itu bukan hanya berbentuk uang, tapi melihat rasa syukur diri kita sendiri dan juga pengalaman adalah nikmat lain dari bentuk uang.

Bekerjalah dengan penuh cinta atas apa yang kamu jalani saat ini! 

Muhlisun TMG
Muhlisun TMG Saya memiliki pengalaman dan hobi di bidang elektronika terutama dalam memperbaiki TV, peralatan audio, dan parabola. Selain memperbaiki, saya juga suka merakit dan bereksperimen. Saya telah terjun di dunia elektronik sejak tahun 2014 hingga sekarang. Saya menulis pengalaman saya melalui blog di www.soldiradem.com sejak 2016.

3 komentar untuk "Sebuah Catatan dan Pelajaran hidup Teknisi Elektronik"

Unknown 12 Februari 2019 pukul 20.34 Hapus Komentar
salut mas...tak doakan kepenak uripe pean
Wawan Purwanto 19 Februari 2019 pukul 16.44 Hapus Komentar
Alhamdulillah, daleme pundi Mas....Semoga Istiqomah menjalankannya. Aku ingin sekali bisa memperbaiki tivi/....
Unknown 19 Februari 2019 pukul 17.00 Hapus Komentar
Siiip. Ijin share bos