Tips Memilih Tone Control Terbaik untuk Merakit Amplifer Rumahan
Soldiradem Blog - Kali ini saya akan membagikan sedikit pengalaman saya merakit amplifier dengan tone control dalam satu box. Memilih tone control untuk amplifier rumahan mungkin menjadi salah satu pertimbangan paling penting untuk menghasilkan suara yang enak didengar. Pasalanya amplifier rakitan terkadang tidak sesuai dengan harapan kita, terutama disebabkan oleh tone control.
Bagaimana memilih tone control yang cocok? Berikut mungkin menjadi salah satu referensi anda untuk bisa mendapatkan tone control terbaik dengan hasil terbaik.
1. Tone control mono dan stereo
tone control menggunakan transistor |
Tone control mono selain lebih murah juga dipercaya lebih awet dan memiliki tingkat gangguan hum dan noise yang lebih minim. Hal ini karena jika dilihat secara grounding pada potensio stereo pada bagian belakang hanya di cover oleh pcb, sedangkan potensio mono sudah cover besi semuanya. Keuntungan yang akan kita dapat dengan cover besi ini selain menangkal gangguan audio, juga bisa membuat potensio lebih awet karena debu tidak mudah masuk.
Tetapi memilih tone control mono tidak relate jika anda ingin menggunakan fitur karaoke. Namun hal yang lebih mahal bisa anda bayar jika anda ingin memiliki suara yang enak untuk karaoke yaitu kita bisa menggunakan mono dua kit untuk menghasilkan sound yang lebih baik.
Dalam jangka waktu yang lama tone control stereo dengan potensiometer stereo hasilnya tidak seimbang, karena mungkin ukuran resistensi antar kiri dan kanan tidak seimbang dimakan oleh waktu pakai.
2. Pertimbangan tone control menggunakan ic dan transistor
tone control menggunakan ic |
Memilih tone control menggunakan ic mungkin tenaga output lebih tebal, namun Rangkaian transistor juga memiliki kelebihannya sendiri.
Selain murah, kit tone control yang menggunakan transistor ternyata lebih minim gangguan.
Jika anda hobi dengan suara bas dengan nada subwoofer mungkin tone control ic bisa menjadi pilihan. Apalagi anda memilih parametrik yang memiliki pilihan frekuensi sesuai yang diinginkan bas, mid, and treble.
Pertimbangan anda menggunakan subwoofer di speaker fullrange bukan hal yang tepat pasalnya suaranya malah aneh jika respon frekuensi speaker dengan filter subwoofer tidak cocok. yang ada daun speaker bergerak liar dan membuang daya mengeluarkan nada yang berantakan.
Seperti pengalaman yang pernah saya coba bahwa ketika menggunakan nada subwoofer untuk speaker 12 inch yang sebenarnya tidak digunakan untuk nada sub dengan rentang frekuensi low-mid membuat karakter speaker seperti akan jebol ketika digunakan untuk nada subwoofer. Maka speaker midrange tersebut lebih cocok menggunakan tone control biasa yang masih menggunakan transistor karena nada low min masih sangat mantap.
Saya sangat hobi memasang tone control yang menggunakan dua transistor ini karena karakternya semacam flat untuk full range. tetapi ini selera dan kecocokan dengan karakter speaker.
Sayangnya menggunakan tone control dengan ic dan menggunakan subwoofer sangat sensitif terhadap gangguan hum dan noise. untuk itulah saya biasanya menggunakan tone control khusus subwoofer menggunakan ic, sedangkan untuk tone control bas dan tribel menggunakan transistor. ya memang ribet karena merakit filter subwoofer di pasaran masih menggunakan bridge tegangan sehingga harus membuat jalur sendiri. Tetapi jika anda mendapatkan produk berkualitas dengan tone control yang sudah dilengkapi dengan subwoofer itu akan memberikan anda kemudahan dalam merakit.
3. Pertimbangan memilih tone control pasif
tone control pasif tidak membutuhkan power suplai |
memilih tone control pasif mungkin bisa menjadi referensi bagi anda yang ingin menghasilkan audio lebih aman. pasalnya tone control pasif tidak memiliki komponen aktif di dalam rangkaian. sehingga tidak membutuhkan tegangan tambahan ketika anda memilih untuk menggunakan tone control pasif ini. hanya saja kekurangannya anda membutuhkan input untuk tone control pasif ini lebih kuat.
4. Bagaimana agar tidak dengung merakit tone control
Tone control berfungsi mengontrol nada suara yang akan diperkuat oleh rangkaian amplifier. Jika sampai suara tone control ini cacat, ada gangguan noise dan hum, hal ini akan diperkuat ke rangkaian amplifier. untuk itulah merakit tone control menjadi kunci untuk menghasilkan suara mening.
Tips merakit tone control
- Pilih suplai sendiri jangan jadi satu dengan jalur kipas dan amplifier.
- Gunakan ground pada body potensio atau minimal ground pada potensio bisa menyentuh dengan body box amplifier.
- pilihlah kit berkualitas. tanda kualitas bisa dilihat komponen yang digunakan. minimal tone control yang menggunakan resistor biru.
- jangan menyambung potensio dengan pcb menggunakan kabel. jika bisa sesuaikan antara lobang box dengan pcb sesuai agar tidak harus menyembung dengan kabel. karena kabel bisa memicu gangguan hum dan nois.
- Lebih aman jika anda menggunakan tone control pasif.
5. Karakter dan kebutuhan
Nada midle untuk audio rumahan bisa jadi penting dan tidak pasalnya nada mid ini mengeluarkan nada berisik jika di dalam rumah. tapi jika anda merakit amplifier rumahan dengan kebutuhan suara vokal dan mungkin bisa menjadi pertimbangan untuk menambah ketebalan suara.
Karakteristik suara hifi bisa anda dapatkan jika menggunakan equalizer. Untuk digunakan rumahan memang sangat rekomend. kita bisa membuat berbagai karakter dengan qualizer. Bahkan ketika anda memutuskan untuk membeli equaliser mungkin anda hanya tinggal merakit amplifer saja tanpa ribet menggunakan tone control. terlebih jika anda membeli equaliser stereo, anda bisa bermain menggunakan 2 way dengan equaliser sebagai crossover aktifnya. Ditambah mixer akan lebih baik jika kebutuhan anda memang untuk karaoke.
Demikian tentang tips memilih tone control terbaik untuk merakit amplifier rumahan.
Posting Komentar untuk " Tips Memilih Tone Control Terbaik untuk Merakit Amplifer Rumahan"
Silahkan berkomentar sesuai dengan topik soldiradem blog, tanpa meninggalkan link aktif yang bersifat promo!!!!