Inilah yang terjadi Ketika Power Amplifier Clip

Soldiradem Blog - Banyak orang masih kurang memperhatikan indikator Clip sebagai tanda bahaya dan sering kali mengabaikannya saat merakit power amplifier berdaya menengah hingga tinggi. Hal ini bisa mengakibatkan masalah besar saat terjadi power clip. Jadi, apa sebenarnya yang terjadi ketika power clip terjadi?

Power amplifier mengalami Clip ketika sinyal yang dikirim ke amplifier melebihi output maksimalnya. Ketika amplifier sudah mencapai batasnya dan tidak bisa lagi meningkatkan tegangan output untuk menyesuaikan dengan sinyal input yang tinggi, sinyal tersebut dipotong (clipped) pada titik tertinggi yang bisa dihasilkan oleh amplifier. Saat sinyal audio dipotong, itu menghasilkan distorsi suara yang keras atau terdengar kasar.
Yang terjadi Ketika Power Amplifer Clip


Setiap driver pada power amplifier merespons Clip dengan cara yang berbeda, terutama pada driver power amplifier yang memiliki karakteristik tertentu. Misalnya, ada driver yang merespons baik pada frekuensi di bawah 1 kHz namun memiliki respons rendah saat frekuensi mendekati atau di atas 1 kHz. Pada kondisi maksimum, mungkin belum terjadi Clip pada bagian frekuensi di bawah 1 kHz, tapi Clip sudah terjadi di atas 1 kHz. Ini berpotensi berbahaya karena amplifier terdengar tanpa distorsi pada frekuensi tinggi sementara frekuensi rendahnya masih terdengar baik. Maka, bukan hal yang mengherankan jika menggunakan driver dengan karakteristik seperti itu bisa merusak tweeter lebih cepat.

Berbeda dengan power amplifier yang memiliki titik Clip yang rata, ini bisa menjadi keuntungan untuk menjaga agar power tidak mudah Clip ketika menerima sinyal dari berbagai frekuensi.

Baru-baru ini, saya menyadari bahwa terjadi kesenjangan tegangan bias pada power amplifier saat terjadi Clip. Ketika Clip terus-menerus terjadi, tegangan bias pada amplifier menjadi tidak seimbang. Namun, jika Clip hanya terjadi sesekali atau dalam puncak tertentu, ini tidak menjadi masalah karena perubahan ini memerlukan waktu. Tetapi, tetap saja tidak direkomendasikan.

Tanda yang jelas bahwa bias tidak seimbang adalah tegangan DCo yang sangat tinggi. Jika bias pada bagian PNP tinggi, kemungkinan transistor final dan driver yang terkena bias tinggi tersebut akan rusak. Penggunaan proteksi DCO mungkin bisa aman ketika terjadi power clip.

Power clip yang dibiarkan terus-menerus dapat mengakibatkan transistor rusak atau bahkan speaker terbakar. Dalam domain frekuensi, Cliping menghasilkan harmonik yang kuat pada rentang frekuensi tinggi (karena bentuk gelombang yang dipotong mendekati gelombang persegi). Peningkatan sinyal frekuensi ekstra tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada tweeter lebih cepat daripada jika sinyal tidak terpotong.

Penyebab power clip ini bisa beragam, mulai dari power amplifier yang telah mencapai titik maksimum daya yang dapat dihasilkan, dipengaruhi oleh daya suplai amplifier. Semakin besar daya suplai, semakin besar pula daya yang dapat dihasilkan sebelum mencapai titik Clip. Sistem driver yang digunakan juga memengaruhi hal ini, dan masih banyak faktor lainnya. Namun, intinya para desainer telah menetapkan daya maksimum untuk sebuah driver class AB semaksimal mungkin, meski masih ada kelemahan terutama dalam menghasilkan daya tinggi dalam class AB.

Sebagai kesimpulan, power amplifier dalam kondisi Clip sangat berpotensi merusak komponen speaker dan power amplifier itu sendiri. Jika Anda menginginkan keamanan dan kenyamanan, sangat disarankan untuk mengikuti spesifikasi yang diberikan. Jika ingin lebih dari itu, lebih baik menyiapkan biaya yang lebih tinggi daripada memaksakan penggunaan, karena pada akhirnya biaya yang dikeluarkan mungkin sama dengan atau lebih besar dari kerusakan yang ditimbulkan, kecuali jika Anda bisa memperbaikinya sendiri. Led indikator clip dan speaker protektor sangat penting digunakan ketika ingin merakit amplifer dengan daya tinggi. 
Muhlisun TMG
Muhlisun TMG Saya memiliki pengalaman dan hobi di bidang elektronika terutama dalam memperbaiki TV, peralatan audio, dan parabola. Selain memperbaiki, saya juga suka merakit dan bereksperimen. Saya telah terjun di dunia elektronik sejak tahun 2014 hingga sekarang. Saya menulis pengalaman saya melalui blog di www.soldiradem.com sejak 2016.