Tips merakit Power Amplifier BTL (full Bridge) Agar Aman
Power amplifier BTL menjadi sangat menakutkan ketika digeber dilapangan, khususnya untuk amplifier rakitan. Saya sendiri cukup khawatir saat merakit power BTL karena salah setting pada driver power akan sangat berdampak besar terhadap kesehatan speaker. Maka, saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya dalam menghadapi power rakitan BTL, tidak menjamin keamanan namun sebagai antisipasi dan minimalisir risiko untuk power BTL rakitan.
Saya lebih setuju ketika power BTL ditujukan kepada suplai kecil yang menghasilkan power besar. Namun, jika power suplai sudah besar namun masih menggunakan BTL tanpa perhitungan, itu sudah berisiko. Jadi, konteksnya adalah power BTL rakitan seharusnya untuk memaksimalkan power suplai volt kecil dengan ampere besar agar penggunaan trafo bisa lebih maksimal. Jadi, untuk suplai besar di atas 65 volt, mungkin lebih baik menggunakan kelas AB biasa karena hasilnya sepertinya akan terlalu berisiko jika tanpa perhitungan, terlebih kurangnya pengetahuan terhadap kualitas kit elektronik di pasaran.
Saya merakit sebuah power BTL full bridge menggunakan supply 55 VAC yang sangat berisiko, dimana kesalahan dapat mengakibatkan kerusakan fatal apabila salah dalam merakitnya, tanpa pengukuran tegangan yang berdampak pada output.
Saya pernah mengalami kesalahan dalam setting bias, dimana saat itu saya menggunakan driver full bridge yang kata penjualnya sudah di setting bias dan DCO, tetapi nyatanya belum disetting pada tegangan bias. Akibatnya, ketika keadaan amplifier full power, MCB rumah langsung mati. Setelah saya ukur bias antara power satu dan yang satunya, terjadi selisih, yang satunya over yang satunya 0, dan DCO belum 0. Akhirnya, transistor final mengalami overheat. Namun, sebenarnya saya tidak mengetahui pasti apakah penyebabnya adalah bias atau hal lain misalnya DCO. Namun, setelah setting bias seimbang di antara power satu dengan yang lain, akhirnya amplifier ini normal.
Kemungkinan memang salah setting bias mengakibatkan MCB mati ketika digeber, karena bias akan pincang ketika DCO belum bisa 0V, dan pada bias servo tidak bekerja dengan semestinya. Akhirnya, mengindikasikan pada trafo jika dalam rangkaian terjadi arus berlebih yang akibatnya MCB mati.
Selain karena bias belum seimbang, saya juga mencurigai bahwa bias terlalu besar yaitu melebihi 400 mV, sehingga ketika diberikan sinyal, bias terlalu besar sehingga mengakibatkan transistor overheat.
Pengaturan bias seharusnya disesuaikan dengan pendingin transistor final. Hal ini untuk mengantisipasi kerusakan transistor final yang terlalu panas, karena kita tahu bahwa power BTL bekerja sangat panas ketika digeber. Untuk mengatasinya, kita bisa setting bias antara 200 mV sampai 300 mV lebih kecil dari amplifier OCL biasa. Namun, jika pendingin tebal lebih dari 4 mm dan menggunakan kipas high-speed, maka bisa disetting bias normal 400 mV-500 mV, tergantung pada jenis amplifier yang digunakan, karena setiap rangkaian OCL atau jenis lainnya memiliki toleransi tegangan bias yang berbeda.
Agar aman menggunakan power btl gunakan speaker protektor. Speaker protector bisa mencegah terjadinya arus DC saat pertama kali amplifier dinyalakan. Amplifier BTL sangat sering mengalami lonjakan tegangan DC pada saat pertama kali dinyalakan. Jadi, speaker protector ini bisa mencegah arus DC tersebut masuk ke speaker.
Demikianlah pengalaman saya dalam merakit amplifier BTL atau amplifier full bridge, semoga bermanfaat!
Posting Komentar untuk "Tips merakit Power Amplifier BTL (full Bridge) Agar Aman"
Silahkan berkomentar sesuai dengan topik soldiradem blog, tanpa meninggalkan link aktif yang bersifat promo!!!!