Widget HTML #1

Cara Mengukur Transistor Toshiba SC5200 dan 2SA1943

Cara Mengukur Transistor Toshiba SC5200 dan 2SA1943

Transistor daya seperti Toshiba SC5200 dan pasangannya 2SA1943 sangat populer di dunia audio, khususnya pada rangkaian amplifier kelas AB dan kelas B. Kombinasi ini dikenal tahan banting, punya karakter suara bagus, dan dapat menangani arus serta tegangan tinggi. Namun, seperti komponen lainnya, transistor bisa rusak karena panas, korsleting, atau usia. Oleh karena itu, penting bagi teknisi maupun penghobi elektronik untuk tahu cara mengukur dan memeriksa kondisi transistor ini sebelum digunakan dalam rangkaian.

Nah, di artikel ini kita akan bahas tuntas bagaimana cara mengukur transistor SC5200 (NPN) dan 2SA1943 (PNP) dengan menggunakan alat ukur sederhana: multimeter digital maupun analog. Yuk, kita mulai!

Mengenal Sekilas SC5200 dan 2SA1943

1. Toshiba 2SC5200 (NPN)

  • Tegangan Kolektor-Emitter (Vce): 230V

  • Arus Kolektor Maksimum (Ic): 15A

  • Daya Maksimum: 150W

  • Penguat arus (hFE): 55 – 160

2. Toshiba 2SA1943 (PNP)

  • Tegangan Kolektor-Emitter (Vce): -230V

  • Arus Kolektor Maksimum (Ic): -15A

  • Daya Maksimum: 150W

  • Penguat arus (hFE): 55 – 160

Kedua transistor ini biasanya dipasang secara komplementer di bagian akhir (output stage) dari rangkaian amplifier daya.Alat yang Dibutuhkan

  • Multimeter digital (mode diode test) atau multimeter analog

  • Pinset (jika dibutuhkan untuk stabilkan koneksi)

  • Data pinout transistor (penting agar tidak salah ukur)

Mengetahui Pinout SC5200 dan 2SA1943

Pada transistor SC5200 maupun 2SA1943 versi asli atau clone (umumnya paket TO-264), susunan kakinya jika dilihat dari depan (tulisan menghadap ke kita):

1. Base (B)
2. Collector (C)
3. Emitter (E)

Kadang pada versi clone bisa berbeda atau tidak dicetak jelas, jadi pastikan cek datasheet kalau ragu.

Cara Mengukur Transistor SC5200 (NPN)

Transistor NPN seperti SC5200 akan menunjukkan tanda panah keluar dari emitter, dan prinsip pengujiannya mirip dengan dioda.

Menggunakan Multimeter Digital (Mode Diode Test)

Langkah-langkah:

  1. Cek Base ke Emitter:

    • Probe merah ke Base (B)

    • Probe hitam ke Emitter (E)

    • Hasil normal: terbaca 0.5V–0.7V (menunjukkan dioda aktif)

  2. Cek Base ke Kolektor:

    • Probe merah ke Base (B)

    • Probe hitam ke Collector (C)

    • Hasil normal: terbaca 0.5V–0.7V

  3. Balik polaritas:

    • Probe hitam ke Base, merah ke Emitter atau Kolektor → harus nol (OL atau tidak terbaca)

  4. Cek Emitter ke Kolektor langsung:

    • Tidak boleh ada hubungan dua arah (OL). Jika ada bacaan rendah dua arah, kemungkinan transistor short.

Menggunakan Multimeter Analog

  • Gunakan skala x1k ohm.

  • Probe merah (positif) di transistor NPN disambungkan ke Base, probe hitam ke Collector atau Emitter harus memberi jarum bergerak sedikit.

  • Balik posisi → jarum tidak boleh bergerak.

Cara Mengukur Transistor 2SA1943 (PNP)

Untuk transistor PNP, prinsipnya terbalik dari NPN. Arus mengalir dari Emitter ke Collector jika Base diberi tegangan negatif.

Multimeter Digital:

  1. Cek Base ke Emitter:

    • Probe hitam ke Base (B)

    • Probe merah ke Emitter (E)

    • Hasil normal: 0.5V–0.7V

  2. Cek Base ke Kolektor:

    • Probe hitam ke Base (B)

    • Probe merah ke Collector (C)

    • Hasil normal: 0.5V–0.7V

  3. Balik polaritas:

    • Harus tidak ada arus (OL)

  4. Cek Emitter ke Kolektor langsung: Tidak boleh ada arus dua arah.

Multimeter Analog:

  • Probe hitam ke Base (karena PNP butuh negatif di base), probe merah ke kaki lainnya.

  • Jarum harus bergerak sedikit. Jika tidak bergerak sama sekali atau justru bergerak dua arah, kemungkinan rusak.

Tanda-Tanda Transistor Rusak

Ketika diuji, transistor SC5200 atau 2SA1943 bisa dianggap rusak jika:

  • Terdeteksi hubungan pendek (short) antara Collector–Emitter (tanpa mempengaruhi Base)

  • Tidak ada arus di Base ke Collector/E, padahal harusnya menunjukkan 0.5–0.7V

  • Terbaca resistansi dua arah pada jalur Base–Emitter atau Base–Collector

  • Nilai hFE terlalu kecil atau tidak terbaca (jika multimeter mendukung pengujian hFE)

Tips Tambahan

  • Jangan ukur transistor saat masih terpasang di rangkaian, karena bisa terjadi pembacaan salah akibat komponen lain.

  • Hati-hati dengan transistor palsu (KW). SC5200 dan 2SA1943 banyak dipalsukan. Biasanya KW punya bobot lebih ringan dan performa buruk.

  • Untuk amplifier kelas AB, selalu ganti transistor pasangan (SC5200 dan 2SA1943) secara berpasangan agar simetri sinyal tetap terjaga.

Kesimpulan

Mengukur transistor SC5200 dan pasangannya 2SA1943 bukanlah hal sulit, asalkan kita tahu cara kerja dasarnya dan memiliki multimeter. Pengujian dasar ini sangat bermanfaat sebelum memasang transistor pada rangkaian audio agar tidak merusak komponen lainnya. Jika kamu seorang teknisi audio, memahami kondisi transistor sebelum dipasang bisa menyelamatkan waktu, tenaga, dan tentu saja – uang!

Kalau kamu tertarik untuk belajar lebih banyak tentang transistor daya dan dunia audio amplifier, jangan lupa cek artikel lainnya di blog Soldiradem.com!.

Muhlisun TMG
Muhlisun TMG Saya memiliki pengalaman dan hobi di bidang elektronika terutama dalam memperbaiki TV, peralatan audio, dan parabola. Selain memperbaiki, saya juga suka merakit dan bereksperimen. Saya telah terjun di dunia elektronik sejak tahun 2014 hingga sekarang. Saya menulis pengalaman saya melalui blog di www.soldiradem.com sejak 2016.

Posting Komentar untuk "Cara Mengukur Transistor Toshiba SC5200 dan 2SA1943 "