Memahami Pergeseran Sinus fasa input dan output Amplifier
Baru-baru ini, saya melakukan penelitian melalui sebuah simulasi tentang pergeseran fasa antara input dan output pada sekam amplifier. Saya menemukan fakta menarik di balik terjadinya pergeseran fasa melalui data simulasi di Multisim. Multisim memungkinkan hasil simulasi untuk direalisasikan nyata, dan hasilnya memang sebanding.
Beberapa orang mengatakan bahwa terjadinya pergeseran fasa antara input dan output amplifier akan mempengaruhi kualitas suara hasil penguatan sebuah amplifier. Saya mengkonfirmasi hal ini melalui sinus osiloskop Multisim. Ketika terjadi pergeseran fasa, akan terjadi perubahan warna suara. Misalnya, jika pada 1 kHz terjadi pergeseran, maka di frekuensi lain juga akan terjadi pergeseran.
Perubahan warna suara bisa mengindikasikan peningkatan (boosting) pada frekuensi tertentu atau bahkan pemotongan (cutting) pada frekuensi lain yang membuat warna suara berubah. Misalnya, jika terjadi pergeseran fasa pada suatu frekuensi, ini bisa berarti ada boosting atau cutting. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada respon bandwidth frekuensi.
![]() |
terjadi bosting di frekuensi yang terjadi pergeseran fasa |
Power flat berarti tidak terjadi pergeseran fasa antara input dan output pada rentang frekuensi 20 Hz hingga 20 kHz. Hal ini dapat dilihat dari kecocokan antara sinus dan bandwidth.
![]() |
Power flat tidak mengubah warna suara aslinya |
Power flat memudahkan kita dalam menyetel aksesoris, berbeda dengan amplifier yang merespons dengan boosting pada frekuensi tertentu. Jika kita tidak tahu seberapa besar boosting frekuensi pada amplifier, maka akan sulit menemukan pengaturan yang tepat pada aksesoris, terutama saat menggunakan equalizer.
Pergeseran Fasa pada Amplifier Audio dapat Menyebabkan Beberapa Efek yang Tidak Diinginkan, Seperti:
1. Penurunan Kualitas Suara:
- Distorsi: Pergeseran fasa dapat menyebabkan distorsi harmonik dan intermodulasi, menghasilkan suara yang kasar.
- Penurunan Kejernihan: Perbedaan waktu antara frekuensi dapat menyebabkan kaburnya suara dan hilangnya detail.
- Perubahan Respons Frekuensi: Amplifier dengan pergeseran fasa yang signifikan mungkin tidak dapat mereproduksi rentang frekuensi penuh dengan benar, menghasilkan suara yang tidak seimbang.
2. Gangguan:
- Suara Hum: Pergeseran fasa antara sinyal audio dan sinyal ground dapat menyebabkan suara hum yang mengganggu.
- Interferensi: Pergeseran fasa dapat memperburuk efek interferensi elektromagnetik (EMI) dari sumber lain.
3. Kesalahan Pengaturan Sistem:
- Pencocokan Impedansi: Perbedaan impedansi antara amplifier dan speaker dapat diperburuk oleh pergeseran fasa, menyebabkan ketidakcocokan impedansi dan hilangnya daya.
- Penundaan Waktu: Pergeseran fasa dapat menyebabkan penundaan waktu antara sinyal yang dikirim ke speaker yang berbeda, mengganggu citra stereo dan menyebabkan efek "scomb filter".
Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Fasa:
- Desain Amplifier: Topologi sirkuit amplifier dan pilihan komponen dapat memengaruhi jumlah pergeseran fasa.
- Frekuensi Sinyal: Pergeseran fasa umumnya meningkat dengan frekuensi sinyal.
- Impedansi Beban: Impedansi speaker yang terhubung ke amplifier dapat memengaruhi pergeseran fasa.
Mencegah Pergeseran Fasa:
- Memilih Amplifier Berkualitas Tinggi: Amplifier berkualitas tinggi umumnya memiliki pergeseran fasa yang lebih rendah.
- Mencocokkan Impedansi: Pastikan impedansi speaker cocok dengan impedansi output amplifier.
- Menggunakan Kabel Berkualitas Tinggi: Kabel berkualitas tinggi dapat membantu mengurangi interferensi dan EMI.
- Memperhatikan Tata Letak Sistem: Hindari meletakkan kabel audio dekat dengan kabel daya atau sumber EMI lainnya.
Posting Komentar untuk "Memahami Pergeseran Sinus fasa input dan output Amplifier"
Silahkan berkomentar sesuai dengan topik soldiradem blog, tanpa meninggalkan link aktif yang bersifat promo!!!!